Home ยป Seperti Apa Nasihat Keuangan Terbaik Itu?
Nasihat keuangan sebaiknya diberikan dengan memperhatikan kondisi unik setiap orang. Ini membuatnya bersifat sangat subjektif.
Ilustrasi seseorang membisiki nasihat keuangan kepada temannya.

Nasihat keuangan barangkali menjadi salah satu varian nasihat terpenting dalam kehidupan. Dari obrolan santai di warung kopi hingga konten-konten viral di media sosial, saran tentang cara mengelola uang kini bisa dengan mudah kita temukan. Namun, yang seperti apa itu sebenar-benarnya nasihat keuangan?

Anda mungkin sering mendengar seorang motivator atau perencana keuangan menyodorkan berbagai konsep pengelolaan keuangan, seperti metode 50/30/20, diversifikasi investasi, tabungan otomatis, dan lain sebagainya. Meskipun semua itu adalah konsep yang baik, ada satu tantangan yang tak mudah, yang sering diabaikan: situasi keuangan setiap orang tidaklah sama.

Morgan Housel dalam bukunya The Psychology of Money menekankan bahwa keuangan sangatlah subjektif. Apa yang bekerja baik untuk seseorang belum tentu relevan bagi orang lain, karena keuangan dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, nilai-nilai, dan bahkan emosi.

Yang dikatakan Morgan Housel itu benar. Anda tidak bisa serta-merta merujuk cara kerja seseorang dalam mengelola uang hanya karena ia orang yang sukses. Sebab, apa yang ia katakan “murah” bisa jadi “mahal” bagi Anda, dan apa yang ia anggap “halal” bisa jadi “haram” bagi Anda.

Sebagai contoh, metode 50/30/20 yang saya singgung di atas. Ini adalah pendekatan untuk mengatur uang sebanyak 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan. Apakah ini akan cocok untuk Anda? Mungkin saja, tapi tidak bagi mereka yang penghasilannya tidak tetap!

Contoh lain: diversifikasi investasi. Ketika orang sukses rujukan Anda menyarankan untuk berinvestasi di instrumen tertentu karena menurutnya potensinya cukup besar, apakah ini akan cocok untuk Anda? Belum tentu! Karena di balik potensi besar, ada risiko yang besar juga (high risk-high return), dan profil risiko dia belum tentu sama dengan milik Anda.

Lalu, tabungan otomatis yang langsung memotong saldo di rekening kita. Apakah ini cocok untuk Anda? Jawabannya hanya Anda yang tahu. Namun, bagi mereka yang lebih senang mengelola uang secara manual dan ingin memiliki fleksibilitas berkenaan dengan dana darurat, cara ini tidak akan cocok.

Kalau kita mempertimbangkan dengan seksama sebuah fakta bahwa dunia ini sangat dinamis, mengelola uang dengan merujuk cara kerja orang lain akan menjadi lebih sukar dilakukan.

Anda tahu buku The Intelligent Investor? Itu adalah “buku sakti” dunia investasi karya Benjamin Graham yang terbit pertama kali di tahun 1949. Buku itu hingga kini masih naik cetak, namun dengan isi dan materi yang sudah (sangat) banyak mengalami revisi jika dibandingkan dengan edisi pertamanya.

Benjamin Graham bukannya banyak melakukan kesalahan dengan adanya revisi tersebut. Dia hanya luput tentang bagaimana kondisi dunia di masa depan, yang memang tak seorang pun mengetahuinya (ini masih kata Morgan Housel di bukunya itu). Dengan kata lain, dinamisnya dunia ini membuat kita tidak begitu saja bisa menggantungkan cara kerja kita, khususnya dalam mengelola uang, kepada orang lain, sekalipun ia seorang motivator atau penulis buku fenomenal.

Akan tetapi, itu tidak berarti kita harus mengabaikan semua nasihat keuangan yang ada. Justru sebaliknya, nasihat-nasihat tersebut bisa menjadi panduan berharga yang membantu kita membuat keputusan yang lebih baik. Kuncinya adalah untuk selalu kritis dan menyesuaikan nasihat tersebut dengan kondisi dan tujuan pribadi kita.

Mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain memang penting, tapi jangan lupa bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan kita sendiri, yang sepatutnya dipersonalkan atau lebih mempertimbangkan kondisi kita masing-masing. Inilah yang dinamakan pendekatan yang disesuaikan (tailored approach).

Dengan mempersonalisasi nasihat-nasihat keuangan yang ada, harapannya sasaran menjadi lebih realistis dan hasilnya lebih efektif. Dengan demikian, kita bisa memiliki strategi keuangan yang relevan dan berkelanjutan demi kondisi keuangan kita yang lebih baik di masa depan.

Apa penilaian Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.