Home » Memahami Nilai Waktu Uang: Waktu Anda Benar-Benar Berharga
Memahami nilai waktu uang berguna menghindarkan diri kita dari culasnya inflasi
Ilustrasi jam di tumpukan uang.

Saya sudah banyak menggunakan kata kunci “nilai waktu uang” di beberapa tulisan saya sebelumnya (terakhir adalah pada tulisan saya yang ini). Akan tetapi saya sadar saya belum pernah membahasnya secara spesifik dan terperinci. Maka untuk itulah tulisan ini saya buat.

Kita semua senang membicarakan uang. Namun, sedikit dari kita yang tahu uang kita itu dipengaruhi oleh waktu. Kita sering menganggap uang yang kita miliki itu akan selalu sama nilainya di masa depan, lantas menyimpannya begitu saja di bawah bantal. Padahal, kenyataannya tidak demikian.

Tolong diingat, ketika kita membicarakan nilai uang, kita sedang tidak membatasi pembicaraan kita pada nominal uang. Nilai uang dan nominal uang itu dua hal yang berbeda.

Nominal adalah tentang berapa yang bisa Anda bayarkan dari uang Anda, sedangkan nilai adalah tentang apa yang bisa Anda dapatkan dari uang Anda. Begitulah seorang tokoh terpandang dunia keuangan mengatakan.

Misalnya, Anda telah bersantap di sebuah restoran bintang lima. Berapa pun yang Anda bayarkan untuk makan di restoran tersebut, itulah nominal yang Anda keluarkan. Sementara apa yang Anda rasakan setelah makan di situ–kepuasan ataupun penyesalan–itulah nilai yang Anda dapatkan.

Di sini kita akan lebih banyak membicarakan nilai uang, bukan nominal uang. Sehingga penting untuk tahu perbedaan antara keduanya sebelum Anda masuk ke inti tulisan ini.

Nilai waktu uang atau time value of money adalah sebuah konsep yang mengkuantifisir nilai uang yang kita miliki dengan faktor waktu yang belum kita miliki. Ini adalah konsep mendasar yang wajib diketahui oleh siapa pun yang menaruh perhatian lebih pada kekayaan riilnya.

Disematkan frasa “riil” karena, sekali lagi, fokus kita di sini adalah nilai uangnya, bukan nominalnya. Uang Rp1 miliar yang sudah Anda simpan di brankas Anda sejak lima tahun lalu memang masih tetap membuat Anda punya kekayaan Rp1 miliar secara nominal, namun tidak secara riil.

Dengan fakta inflasi yang ada saja, sudah cukup bagi kita untuk yakin bahwa nilai riil uang tersebut jauh lebih rendah dari yang terlihat (bukan Rp1 miliar lagi). Mari kita simulasikan supaya lebih jelas.

Kita bisa menggunakan rumus bunga majemuk untuk menghitungnya, yaitu PV = FV / (1 + r)^t, dimana: PV adalah nilai kini (present value), FV adalah nilai nanti (future value), r adalah tingkat diskonto, dan t adalah periodenya.

Dalam contoh ini, uang Rp1 miliar itu merupakan variabel FV karena seolah-olah kita sedang menghitungnya di lima tahun yang lalu. Kemudian r yang paling mudah adalah menggunakan rata-rata inflasi yang berkisar 3% per tahun. Terakhir, kita punya t yang itu adalah 5 tahun.

Dengan mensubstitusi variabel-variabel tersebut, kita akan mendapatkan rumus sebagaimana berikut: PV = 1.000.000.000 / (1 + 0,03)^5 atau PV = 1.000.000.000 / 1,159274 862.609.665. Artinya, uang Rp1 miliar yang Anda simpan di brankas Anda sejak lima tahun lalu itu hanya memiliki nilai riil sebesar Rp862,6-an juta saat ini.

Jadi, nilai riil tabungan Anda itu tergerus sebesar Rp137,3-an juta oleh inflasi! Nilai sebanyak itu terbuang begitu saja. Bagaimana menurut Anda?

Seandainya Anda ingin membuktikan apakah uang Rp862,6-an juta, dengan asumsi-asumsi di atas tetap sama, akan memberikan Anda hasil Rp1 miliar di lima tahun kemudian, Anda bisa memodifikasi rumus di atas dengan teknik aljabar menjadi: FV = PV × (1 + r)^t.

Dengan kata lain, FV = 862.609.665 × (1 + 0,03)^5 atau FV = 862.609.665 × 1,159274 ≈ 1.000.000.000. Hasilnya tetap sama.

Praktis bukan?!

Saking praktisnya, Anda bisa menghitung FV dari uang yang Anda investasikan di produk-produk keuangan tertentu. Anda juga menggunakan rumus FV untuk menghitung “untung/rugi” sebuah arisan. Bahkan fenomena perubahan harga semangkuk bakso dari tahun 1999 sampai dengan sekarang bisa dijelaskan dengan konsep nilai waktu uang!

Jika Anda ingat, semangkuk bakso di tahun 1999 berkisar Rp2.000. Kini, semangkuk bakso rata-rata dihargai Rp12.000.

Mencari PV ataupun FV dalam kasus ini menjadi tak lagi berguna karena perubahan harganya sudah jelas. Yang lebih berguna untuk Anda cari adalah rata-rata tingkat inflasi dari tahun 1999 hingga 2024 (25 tahun), berdasarkan harga semangkuk bakso itu tentunya.

Rumusnya masih sama. Anda hanya perlu memodifikasinya menjadi: r = (FV / PV)^(1 / t) – 1. Dengan kata lain: r = (12.000 / 2.000)^(1 / 25) – 1 atau r = 6^0,04 – 1 atau r = 1,075 – 1 0,075. Jadi, rata-rata tingkat inflasi dari tahun 1999 sampai 2024 menurut para penggemar bakso adalah 7,5%.

Anda juga bisa mengaplikasikan rumus tersebut pada perubahan harga barang/jasa yang lain. Harga beras, minyak, ongkos angkutan umum, cukur rambut, atau apapun, selama Anda ingat harga pembandingnya.

Lebih jauh, rumus itu dapat membantu Anda mencari tahu berapa tingkat bunga yang Anda butuhkan untuk menumbuhkan uang Anda menjadi sejumlah uang tertentu dengan durasi waktu tertentu.

Mari melanjutkan ke praktikalitas yang lain dari konsep nilai waktu uang ini.

Anda tahu saat ini kurs rupiah terhadap dolar AS adalah Rp15.900. Dengan asumsi rata-rata tingkat inflasi per tahun yang 3% dan kondisi-kondisi lain tetap sama (ceteris paribus), kapan menurut Anda kurs rupiah akan menjadi Rp20.000 per dolar?

Mari kita hitung. Gunakan teknik aljabar pada rumus yang sama, maka Anda akan mendapatkan rumus: t = (ln(FV / PV)) / (ln(1 + r)). Dengan kata lain: t = (ln(20.000 / 15.900)) / (ln(1 + 0,03)) atau t = (0,2298) / (0,0295) ≈ 8. Jadi, diperlukan delapan tahun bagi rupiah untuk mencapai kurs Rp20.000 per dolar AS dari kondisi kurs saat ini di Rp15.900.

Sistem kurs itu penuh dengan serba-serbi, proyeksi seperti itu memang bisa dikatakan terlalu disederhanakan (oversimplified). Namun, saya rasa tidak ada salahnya jika hanya bertujuan untuk mengenalkan dengan cara yang menarik tentang penggunaan rumus di atas, kan?

Ngomong-ngomong, akan lebih menarik jika Anda hitung sendiri kapan kurs rupiah akan menjadi Rp15.900 per dolar AS dari kondisi kurs di akhir tahun 2019 yang di Rp13.900, dengan asumsi tingkat inflasi yang sama seperti di atas. Silakan gunakan kalkulator finansial.

Atau mungkin Anda penasaran berapa lama uang Anda akan menjadi Rp1 miliar dengan kondisi tingkat bunga dan jumlah uang tertentu saat ini? Silakan, rumus di atas siap sedia untuk melayani Anda.

Inti dari semua hal di atas adalah waktu Anda teramat sangat berharga sampai-sampai Anda bisa menghitungnya. Anda benar-benar bisa menguangkan waktu.

Anda bisa menghitung berapa nilai riil uang Anda saat ini dan di masa yang akan datang. Anda juga bisa menghitung berapa tingkat bunga/diskonto dan durasi waktu yang diperlukan untuk menumbuhkembangkan uang Anda.

Jadi, ungkapan “waktu adalah uang” itu benar adanya. Akan tetapi, bukan berarti kita harus terlalu mengagungkan uang. Tak selamanya kita harus mendengar ketika “uang berbicara.”

Yang perlu Anda lakukan adalah memahami bahwa inflasi itu salah satu keculasan terbesar yang pernah ada, yang siap menggerogoti kekayaan Anda seiring waktu, dan konsep nilai waktu uang dapat menghindarkan Anda dari hal tersebut.

Lebih jauh, konsep ini bisa membuat Anda lebih menghargai waktu karena waktu Anda benar-benar berharga dalam arti yang sebenarnya.

Apa penilaian Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.