Home » Akrual dan Deferal: Yin dan Yang dalam Akuntansi
Akuntansi akrual dan deferal
Ilustrasi akuntansi akrual dan deferal

Akrual dan deferal adalah dua konsep penting dalam akuntansi yang sering disalahpahami. Bahkan para profesional yang berpengalaman pun bisa dibuat bingung oleh mereka. Namun, konsep-konsep ini sangat mendasar untuk pelaporan keuangan yang andal dan akurat, yang sangat penting bagi bisnis dan individu yang ingin membuat keputusan keuangan yang tepat.

Dalam akuntansi, akrual dan deferal seperti dua sisi mata uang yang sama. Akrual mengakui pendapatan dan beban sebelum kas diterima atau dibayarkan, sedangkan deferal mengakuinya setelah kas berpindah tangan. Namun, jangan langsung menyamaartikan konsep deferal dengan konsep pencatatan berbasis tunai (cash basis), just yet, oke?!

Akrual dan deferal bisa kita ibaratkan pula sebagai Yin dan Yang dalam filosofi Tiongkok kuno, yang menggambarkan bagaimana kekuatan yang berlawanan saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain untuk menciptakan keseimbangan. Dalam hal ini, akrual dan deferal harus seimbang untuk mencerminkan realitas keuangan yang sebenarnya.

Sebagai contoh konsep akrual, jika sebuah perusahaan memberikan layanan kepada pelanggannya di bulan Desember tetapi belum menerima pembayaran hingga Januari tahun berikutnya, pendapatan tersebut akan diakui (accrued) pada bulan Desember di tahun berjalan. Demikian pula, jika perusahaan menerima barang atau jasa pada bulan Desember tetapi belum membayar hingga Januari tahun berikutnya, biaya atau beban tersebut akan diakui pada bulan Desember di tahun berjalan.

Sementara deferal, di sisi lain, mengacu pada pengakuan pendapatan atau beban yang ditangguhkan (deffered) hingga periode akuntansi berikutnya. Ini terjadi ketika pembayaran uang tunai dilakukan di muka untuk transaksi yang akan diakui sebagai pendapatan atau beban di masa mendatang.

Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membayar asuransi untuk satu tahun ke depan, transaksi tersebut tidak akan langsung diakui sekaligus sebagai beban, melainkan sebagai beban dibayar di muka (prepaid expense), baru kemudian diakui sebagai beban secara bertahap dan proporsional setiap bulannya hingga habis jangka waktunya.

Demikian pula, jika perusahaan menerima pembayaran untuk layanan yang akan diberikan di masa depan, transaksi tersebut tidak akan langsung diakui sekaligus sebagai pendapatan, melainkan sebagai pendapatan di muka (unearned revenue), baru kemudian diakui sebagai pendapatan secara bertahap dan proporsional hingga habis jangka waktunya.

Dua konsep ini membuat pelaporan keuangan lebih akurat karena mencerminkan aktivitas ekonomi faktual alih-alih mengabaikannya karena menunggu transaksi tunai dilakukan. Ini memenuhi prinsip pencocokan (matching principle) antara biaya dan pendapatan–salah satu prinsip utama dalam akuntansi–sehingga memungkinkan para manajer untuk mengambil keputusan yang lebih tepat.

Poin utamanya adalah akrual memastikan bahwa pendapatan dan biaya/beban dicatat sesuai dengan waktu terjadinya, sedangkan deferal memungkinkan pendapatan dan biaya/beban disesuaikan secara proporsional pengakuannya mengacu pada jangka waktu atau masa berlakunya.

Jika Anda masih sukar memahami pentingnya dua konsep ini, itu mungkin karena Anda sudah terlalu terbiasa dengan konsep berpikir cash basis. Ini memang bisa dimaklumi. Apalagi jika Anda tidak berlatar belakang pendidikan akuntansi.

Ketika Anda memiliki pencatatan keuangan pribadi, misalnya, Anda hanya akan mencatat uang masuk ketika Anda menerima penghasilan dan akan mencatat uang keluar ketika membayar biaya-biaya, kan? Saya rasa hampir semua orang seperti itu. Dan, memang itulah konsep yang cocok dengan karakter keuangan pribadi (personal finance), yang lebih banyak dilakukan secara tunai.

Namun, ketika kita bicara keuangan perusahaan (corporate finance), konsep itu menjadi tidak relevan lagi, dikarenakan praktiknya yang sangat berbeda–transaksi seringkali dilakukan dengan tempo. Artinya, perusahaan seringkali memberikan beberapa waktu kepada para pelanggannya untuk membayar dan juga sebaliknya, perusahaan seringkali memanfaatkan waktu yang tersedia untuk menunda pembayaran.

Praktik yang demikian itu mengakibatkan adanya perbedaan waktu (time difference) antara kapan transaksi itu muncul dan kapan transaksi itu dibayarkan. Di sinilah konsep akrual diperlukan. Akrual membuat pelaporan keuangan lebih faktual.

Lalu, bagaimana dengan konsep deferal? Mengapa itu diperlukan?

Bayangkan Anda seorang Analis Akuntansi di sebuah perusahaan. Anda mencermati setiap bulan kinerja keuangan perusahaan Anda. Anda membuat analisis laporan keuangan dengan berbagai macam rasio.

Lalu, di bulan tertentu, Anda mendapati beberapa rasio menjadi berbeda signifikan dibanding bulan-bulan lainnya selama tahun buku yang bersangkutan. Katakanlah, rasio profitabilitas perusahaan Anda lebih rendah signifikan di satu bulan tertentu, dibanding 11 bulan lainnya di tahun buku yang sama.

Setelah ditelusur, ternyata di bulan tersebut perusahaan membayar sewa di muka atas aset tetap untuk dua tahun ke depan dan langsung membebankan seluruh nilainya sekaligus di depan. Alhasil, data rasio profitabilitas di bulan tersebut menjadi outlier (yang paling berbeda).

Di sinilah konsep deferal bisa berperan. Dengan menangguhkan pembebanan, angka-angka di laporan Anda menjadi lebih proporsional dan distribusi data serta tren kinerja keuangan menjadi tidak terdistorsi. Dengan demikian, laporan keuangan menjadi lebih wajar dan tidak menyesatkan penggunanya.

Dari situ kita bisa memahami bahwa, singkatnya, akrual adalah konsep yang menyegerakan pengakuan, sementara deferal adalah menangguhkan pengakuan. Ini bisa dilakukan baik terhadap pendapatan maupun biaya/beban. Sehingga, kita bisa mengelompokkannya sebagai berikut:

  • Akrual
    • Pendapatan yang masih akan diterima (accrued revenues): pendapatan yang sudah diperoleh tetapi belum diterima secara tunai atau dicatat.
    • Biaya/beban yang masih harus dibayar (accrued expenses): Biaya/beban yang sudah timbul namun belum dibayar secara tunai atau dicatat.
  • Deferal
    • Biaya/beban dibayar di muka (prepaid expenses): biaya/beban yang dibayarkan secara tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi.
    • Pendapatan diterima di muka (unearned revenues): kas yang diterima dan dicatat sebagai liabilitas sebelum pendapatan diperoleh.

Kesimpulannya, akrual dan deferal adalah konsep-konsep penting yang berguna untuk mencocokkan pendapatan dan biaya/beban dengan periode yang tepat sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kesehatan keuangan sebuah entitas.

Kedua konsep ini sangat penting dipahami oleh siapapun yang sehari-harinya bersentuhan dengan laporan keuangan perusahaan dan terlibat dalam pengambilan keputusan keuangan. Keduanya adalah alat penting untuk mencapai keseimbangan keuangan yang sehat dan pengambilan keputusan yang tepat.


Artikel ini merupakan bagian dari Serial Akuntansi yang dibuat secara khusus pada blog ini. | Baca juga tulisan sebelumnya [Siklus Akuntansi Penuh (dengan Ilustrasi)]

Apa penilaian Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.