Home » Kapan Tabungan Anda di Bank akan Habis?
Ilustrasi tabungan yang tergerus habis.
Ilustrasi tabungan bank.

“Menabung itu jangan dihitung. Tahu-tahu kita nanti dapat untung,” begitu kata lirik lagu Bang Bing Bung, sebuah lagu yang sepertinya hampir semua milenial tidak tahu, kecuali saya. Namun, sayang, lagu tersebut tidak menjabarkan bagaimana tabungan kita itu bisa membuat kita untung.

Dikira artikel ilmiah kali, ya?! Pake harus dijabarin segala. Tapi, memangnya betul ya kita bisa untung dengan menabung?

Kalau maksudnya sebatas membuat uang kita bertambah secara nominal, ya memang bisa. Kita hanya tinggal menyetorkan uang dengan rutin, maka uang kita bertambah. Iya bukan?

Itu adalah cara pertama dan yang paling umum terbayangkan siapapun pastinya. Tapi besarannya pun harus sesuai.

Sesuai dengan apa? Tentu dengan faktor-faktor yang mempengaruhi saldo nominal tabungan kita setiap bulannya, seperti biaya administrasi bank dan bunga bank.

Jika tidak, uang kita malah bisa tergerus habis. Apalagi kalau tanpa dibarengi setoran rutin, uang yang kita miliki jelas akan lebih cepat habis.

Tapi, seberapa cepat? Ini bisa dijawab dengan aritmatika sederhana.

Anda harus memastikan dulu berapa tarif bunga dan total biaya yang dikenakan bank kepada Anda setiap bulannya. Lalu, hitung perubahan bersih (net change) saldo tabungan Anda setiap bulannya. Kemudian tinggal Anda bagi saldo Anda dengan perubahan bersih tersebut.

Kita asumsikan saja biaya-biaya yang dikenakan kepada Anda totalnya sebesar Rp10.500 dan bunga yang diberikan sebesar 2,4% p.a. (per annum / per tahun) atau 0,2% per bulan dan semuanya konstan. Kita asumsikan juga setoran pertama Anda sebesar Rp500.000, tanpa ada ketentuan lainnya.

Maka, Anda bisa menghitung perubahan bersih tabungan Anda setiap bulan dengan cara sebagai berikut:

Perubahan bersih = (0,2% × 500.000) – 10.500 = -9.500

Karena perubahan bersihnya negatif, berarti saldo Anda berkurang Rp9.500 setiap bulannya. Sekarang, mari kita cari tahu berapa jumlah bulan yang dibutuhkan agar saldo tabungan Anda mencapai nol.

Caranya adalah membagi saldo Anda dengan nilai absolut dari perubahan bersih tadi (negasinya menjadi tidak penting lagi karena hanya merepresentasikan arah pergerakan), atau:

Jumlah bulan = 500.000 / 9.500 ≈ 52,63 bulan

Jadi, dibutuhkan waktu sekitar 52,63 bulan atau 4,3 tahun sampai saldo tabungan Anda tergerus habis. Perlu diingat bahwa perhitungan ini mengasumsikan biaya-biaya dan suku bunga tetap sama selama periode tersebut.

Lalu, berapa setoran rutin bulanan yang harus Anda lakukan agar uang tabungan Anda tidak tergerus? Tentunya harus lebih besar dari biaya-biaya yang dikenakan, yang totalnya Rp10.500 itu.

Namun, dalam hal Anda ingin uang Anda berputar dengan sendirinya tanpa bantuan setoran rutin di masa yang akan datang, Anda harus mencari tahu dulu saldo tabungan minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan bersih non-negatif.

Pertama-tama, Anda harus menganggap perubahan bersih sama dengan nol dan kemudian memanipulasi rumus perubahan bersih di atas, dengan cara mensubstitusi nilai perubahan bersih menjadi 0 (nol) dan menggeser variabel saldo awal ke ruas sebelah kiri, yaitu:

0 = (0,2% × saldo awal) – 10.500; atau:

Saldo awal = 10.500 / 0,2% = 5.250.000

Jadi, saldo tabungan sebesar Rp5.250.000 akan menghasilkan perubahan bersih sebesar nol, yang berarti bunga yang diperoleh akan menutupi biaya administrasi bank.

Maka, saldo yang lebih besar dari jumlah tersebut akan menghasilkan perubahan bersih positif, sehingga tabungan dapat bertumbuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, tentunya dengan asumsi biaya dan suku bunga tetap sama.

Tapi kemudian, apakah angka tersebut benar-benar menguntungkan Anda? Sayangnya, jawabannya tidak semudah itu. Bahkan mungkin sama sulitnya dengan menjelaskan ke kaum emak-emak bahwa arisan itu tak ayalnya sebuah utang dan tidak berkeadilan finansial (bukan sosial).

Ya, ini bukan saja soal nominal uang, tapi juga nilai riilnya.

Melihat uang Anda bisa bertumbuh dengan sendirinya tentu adalah sesuatu yang menyenangkan, tapi apakah pertumbuhan itu benar-benar mencerminkan (dan sepadan dengan) nilai riilnya, itulah persoalan berikutnya.

Sayangnya, persoalan ini perlu dibahas menggunakan konsep anuitas dalam kerangka matematika keuangan, yang artinya akan menjadi bahasan khusus di kesempatan khusus pula.

Jadi, hingga saat itu tiba, semoga tabungan Anda tidak tergerus habis ya!

Apa penilaian Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.