Anda tahu troika? Troika adalah delman versi Rusia yang ditarik dengan tiga ekor kuda. Dalam akuntansi, gambaran troika bisa kita aplikasikan pada tiga laporan keuangan dasar, yangmana ketiganya berperan sangat fundamental dalam menentukan kemajuan perusahaan.
Tiga pertanyaan dasar yang selalu muncul ketika menganalisis kinerja sebuah perusahaan adalah: (1) apakah perusahaan tersebut menguntungkan? (2) Bagaimana posisi keuangannya? Dan, (3) berapa uang yang tersisa dan darimana dan untuk apa saja penggunaannya?
Ketiga pertanyaan itu bisa kita dapatkan jawabannya hanya jika tiga troika laporan keuangan ini tersedia, yaitu: (1) laporan laba rugi, (2) laporan neraca, dan (3) laporan arus kas. Tanpa ketiganya, mustahil bagi kita untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan.
Laporan Laba Rugi
Pelaporan profitabilitas melibatkan dua hal: manfaat yang diperoleh (pendapatan) dan manfaat yang dikonsumsi (beban). Oleh karenanya, laporan laba rugi sebetulnya hanya menyangkut operasi matematika yang sederhana, yaitu Pendapatan – Beban = Keuntungan/Kerugian. Disebut mengalami keuntungan apabila hasil operasinya positif dan kerugian apabila hasilnya negatif.
Seperti yang pernah saya bahas di artikel ini, istilah pendapatan tidaklah sama dengan penerimaan dan istilah beban tidaklah sama dengan pengeluaran. Di bawah sistem basis akrual, pendapatan diakui ketika ukuran-ukuran kepuasan dalam perolehan manfaat telah terpenuhi, terlepas dari apakah penerimaannya sudah terjadi. Begitupun dengan beban yang diakui ketika ukuran-ukuran kepuasan dalam pemakaian/konsumsi manfaat telah terpenuhi, terlepas dari apakah pengeluaran/pembayarannya sudah terjadi.
Misalkan, di 30 November 2021, Resto Cici melayani pesanan 100 porsi Cireng Goreng Kuah Komplit untuk sebuah acara. Dikarenakan kredibilitasnya yang baik, manajemen Resto Cici menerima permintaan panitia acara yang ingin membayarnya di awal bulan berikutnya. Di bawah basis akrual, Resto Cici akan membukukan pendapatan (atau dalam usaha semacam ini lebih sering disebut penjualan) dari 100 porsi cireng tersebut di bulan November 2021, meskipun penerimaan (uang yang masuk) baru dilakukan di bulan berikutnya.
Lalu, jika di tanggal yang sama, Resto Cici menerima tagihan atas pemakaian air, misalnya, mereka tetap akan membukukannya sebagai beban di bulan yang bersangkutan meskipun pembayarannya baru akan dilakukan di bulan berikutnya. Angka-angka penjualan dan beban ini nantinya akan tercermin pada laporan laba rugi Resto Cici bulan November 2021, bukan Desember 2021.
Dari sini kita tahu bahwa laporan laba rugi mencerminkan angka-angka akun temporer pada suatu periode waktu alih-alih suatu titik waktu tertentu. Sebagaimana sifat dari akun temporer yang saldonya terputus antar waktu/periode, laporan keuangan jenis ini akan digambarkan dengan keterangan “Untuk periode yang berakhir” alih-alih “Per (tanggal tertentu)” pada bagian atasnya.
Dalam format paling sederhana, laporan laba rugi bisa disajikan dengan model single step. Atau jika ingin melihat hasil secara lebih detail berdasarkan golongan akun, kita bisa menyajikannya dengan model yang lebih kompleks, yaitu multiple step. Namun demikian, terlepas dari model apa yang digunakan, angka dari item terakhir (bottom line) pada laporan ini harusnya sama, sebagaimana terlihat pada contoh-contoh di bawah.
Laporan ini pada dasarnya digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi sebuah perusahaan dengan sebuah operasi matematika sederhana seperti disinggung di atas. Sebuah perusahaan dikatakan bertumbuh ekonominya apabila hasil operasinya bernilai positif (baca: laba/untung). Sementara, dikatakan turun apabila hasilnya bernilai negatif (baca: rugi).
Laporan Neraca Keuangan
Laporan neraca keuangan (atau biasa disebut hanya neraca) memiliki nama yang lebih formal berupa laporan posisi keuangan. Laporan ini pada dasarnya menunjukkan apa yang telah kita bahas di kesempatan sebelumnya, yakni persamaan dasar akuntansi.
Kita tahu bahwa persamaan dasar akuntansi adalah Aset = Liabilitas + Ekuitas. Berdasarkan persamaan ini, nilai aset harus selamanya sama dengan jumlah liabilitas dan ekuitas. Istilahnya para akuntan, kedua ruas tersebut harus seimbang (balance). Itulah mengapa laporan ini disebut neraca (balance sheet).
Karena mencerminkan seluruh akun permanen, laporan ini akan menunjukkan saldo pada suatu titik waktu tertentu alih-alih suatu periode waktu. Kita pun akan lebih tepat menyebutnya sebagai “potret” dari posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu.
Misalnya, jika neraca bertanggal 30 November 2021, jumlah yang ditampilkan di neraca tersebut adalah saldo akun setelah semua transaksi yang terkait dengan 30 November 2021 dicatat. Makanya, laporan ini digambarkan dengan penjelasan “Per (tanggal tertentu)” alih-alih “Untuk periode yang berakhir” pada bagian atasnya.
Penjelasan yang cukup detail terkait apa itu aset, liabilitas, dan ekuitas sudah saya sediakan di artikel sebelumnya. Sekarang mari kita lihat contoh sebuah laporan posisi keuangan dari Resto Cici di bawah.
Melalui laporan ini, kita bisa mengetahui apa saja yang menjadi milik perusahaan (what it owns) dan apa saja klaim atas kepemilikan perusahaan (what it owes). Atau dengan kata lain kita bisa melihat bagaimana posisi utang dan modal suatu perusahaan dibandingkan dengan keseluruhan asetnya. Itulah sebabnya laporan ini juga dinamakan laporan posisi keuangan.
Lebih lanjut, kita juga bisa melihat bagaimana kontribusi keuntungan/laba yang dihasilkan di laporan laba rugi terhadap perkembangan ekuitas melalui item Laba Ditahan. Sebagaimana terlihat di contoh di atas, yangmana angka Rp17.574.166 pada item Laba Ditahan adalah angka Laba Bersih pada Laporan Laba Rugi Resto Cici.
Itu menjawab pertanyaan bagaimana keuntungan/kerugian berpengaruh terhadap ekuitas dan posisi keuangan perusahaan/entitas.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah satu jenis laporan keuangan yang sangat powerful dalam menggambarkan kondisi keuangan riil sebuah perusahaan. Laporan ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak suatu perusahaan menghasilkan dan mengeluarkan uang dari dan untuk kegiatan sehari-harinya selama satu periode tertentu.
Laporan arus kas memang terbilang unik. Ia terdiri dari hanya satu akun permanen, yaitu kas dan setara kas, namun tetap menggunakan sudut pandang dari suatu periode waktu alih-alih suatu titik waktu tertentu. Itulah mengapa Anda akan melihat setiap laporan arus kas perusahaan-perusahaan menggunakan keterangan “Untuk periode waktu yang berakhir” pada bagian atasnya.
Selain itu, laporan arus kas bisa dikatakan sebagai bayi dari laporan keuangan. Eksistensinya masih terbilang baru. Jika laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sudah ada selama lebih dari 500 tahun, laporan arus kas baru muncul pertama kali pada tahun 1988. Jadi ini benar-benar barang baru dalam konteks akuntansi.
Saking uniknya, standar akuntansi bahkan mengaturnya di satu pernyataan khusus. Di Indonesia, standar akuntansi ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2. Sementara, standar akuntansi internasional, yang kita kenal dengan International Financial Reporting Standards (IFRS), mengaturnya di International Accounting Standard (IAS) 7.
Membaca laporan arus kas yang terdiri dari kas dan setara kas itu mungkin akan membuat Anda bertanya, bukankah akun tersebut sudah disajikan pada laporan posisi keuangan? Memang betul. Laporan arus kas hanyalah bentuk yang lebih rinci dari kas dan setara kas pada laporan posisi keuangan sehingga pengguna laporan keuangan mengetahui darimana dan untuk apa saja kas tersebut digunakan.
Standar akuntansi menyatakan bahwa laporan arus kas diklasifikasikan menurut tiga aktivitas, yaitu: operasi, investasi, dan pendanaan. Pengklasifikasian ini memungkinkan penggunanya untuk menilai dampak aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
Dalam praktiknya, aktivitas operasi pada laporan arus kas bisa disajikan dengan dua metode, yaitu: metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung mengungkapkan golongan utama penerimaan kas dan pembayaran kas bruto. Dengan demikian Anda dapat melihat ringkasan semua transaksi tunai yang dilakukan perusahaan selama periode pelaporan.
Metode tidak langsung, di sisi lain, dimulai dengan laba bersih dan penyesuaian item-item non-kas. Kita hanya membutuhkan hal-hal yang berkaitan dengan kas dan setara kas ketika berbicara laporan arus kas sehingga ketika memilih metode ini, kita perlu menyesuaikan item-item non kas seperti akrual atau deferal, beban depresiasi/amortisasi, dan laba/rugi non operasi (lebih detail terkait hal ini akan saya bahas kemudian).
Pada akhirnya, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas ini haruslah sama, terlepas dari metode apa yang digunakan. Anda bisa saksikan bagaimana perbedaan kedua metode tersebut melalui contoh Laporan Arus Kas Resto Cici yang tersaji di bawah.
Pertama-tama, Anda harus tahu bahwa angka yang menggunakan tanda kurung itu adalah representasi dari arus kas keluar sehingga dinyatakan dalam bentuk negasi.
Dalam pengertian akuntansi, setiap hal yang mengurangi saldo umumnya memang dinyatakan dalam bentuk negasi, yang bisa dalam bentuk tanda kurung maupun simbol minus di depannya. Kondisi ini tidak hanya belaku pada laporan arus kas, melainkan juga pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan-laporan lainnya yang digunakan sehubungan dengan konteks akuntansi.
Aktivitas operasi menjadi komponen terpenting dari laporan ini karena aktivitas inilah yang pertama kali ingin kita ketahui. Dari namanya, kita tahu bahwa ini adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan operasional sehari-sehari perusahaan. Sehingga angka arus kas yang ada pada aktivitas ini menunjukkan apakah kegiatan operasional perusahaan menghasilkan atau justru menghamburkan uang.
Arus kas positif dari aktivitas operasi adalah kondisi yang selalu didambakan setiap perusahaan. Ia menjadi fokus yang sangat penting lantaran dapat menjadi determinan atas hasil akhir kas dan setara kas yang dihasilkan.
Sementara, kondisi yang sedikit berbeda bisa kita lihat pada arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan. Pada aktivitas investasi, lazimnya arus kas bersih yang diperoleh memiliki nilai negatif sebagai gambaran perusahaan melakukan ekspansi usaha dengan membeli berbagai aset tetap seperti mesin, peralatan, tanah, dan bangunan. Arus kas positif pada aktivitas ini menandakan telah terjadi penjualan aset tetap perusahaan.
Arus kas pada aktivitas pendanaan adalah penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan modal dan pinjaman. Pada umumnya, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas ini jarang sekali bernilai negatif mengingat biasanya yang terjadi adalah penyertaan modal tambahan ataupun utang yang diterima perusahaan. Akan tetapi, arus kas bersih yang negatif dari aktivitas ini menjadi masuk akal jika berkaitan dengan perusahaan-perusahaan pendanaan ataupun aktivitas akuisisi yang dilakukan perusahaan-perusahaan pada umumnya.
Sebagaimana laporan-laporan keuangan sebelumnya, laporan arus kas pun hanya menggunakan operasi matematika sederhana dalam perhitungannya, yaitu penjumlahan dan pengurangan. Hasil akhir kas dan setara kas didapat dari penjumlahan kas yang diperoleh dari ketiga aktivitas tadi.
Setiap perusahaan/entitas berharap hasil akhir kas dan setara kasnya positif. Tapi, apakah hal tersebut selalu berarti baik? Tidak semudah itu menjawabnya, Esmeralda! Ini adalah bagian yang menarik untuk dibahas, namun di luar lingkup bahasan kita kali ini (Anda akan mendapatkan jawabannya nanti jika Anda rajin mengikuti serial akuntansi pada blog ini).
Seperti halnya laporan laba rugi, laporan arus kas juga berpengaruh pada posisi keuangan perusahaan melalui hasil akhir kas setara kasnya yang akan tercermin dengan nilai yang sama pada item kas dan setara kas di laporan posisi keuangan. Anda bisa melihatnya sendiri pada Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Resto Cici di atas.
Anda mungkin bertanya-tanya, darimana angka-angka pada setiap laporan keuangan tadi didapat, kan? Silakan ikuti terus serial akuntansi pada blog ini karena saya akan menyediakannya sambil menjelaskan siklus penuh akuntansi di artikel selanjutnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Serial Akuntansi yang dibuat secara khusus pada blog ini. | Baca juga tulisan sebelumnya [Memahami Persamaan Dasar Akuntansi] dan tulisan selanjutnya [Siklus Akuntansi Penuh (dengan Ilustrasi)]