Home » Memahami Persamaan Dasar Akuntansi
Langkah pertama untuk memahami akuntansi adalah memahami persamaan akuntansi.

Memiliki satu orang teman dengan pengalaman bisnis bertahun-tahun namun buta akuntansi memberikan seribu alasan bagi saya untuk membuat serial ini. Warren Buffett bilang, “Akuntansi adalah bahasa sebuah bisnis. Jika Anda tidak bisa berbahasa, Anda akan kesulitan.” Oleh karenanya, saya tertarik untuk ikut serta membantu Anda, yang belum paham, untuk memahaminya dengan cara yang mudah. Pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan apa itu akuntansi, sekarang mari kita lanjutkan dengan persamaan dasar akuntansi.

Ada dua elemen dasar dari sebuah bisnis, yakni apa yang menjadi miliknya (what it owns) dan apa yang menjadi tanggungannya (what it owes). Yang menjadi milik sebuah bisnis adalah apa yang biasa kita sebut aset — sumber daya baginya untuk menghasilkan pendapatan atau memperoleh manfaat ekonomi.

Sementara yang menjadi tanggungannya adalah hak atau klaim yang melekat pada sumber daya itu. Klaim ini terbagi menjadi dua: klaim yang berasal dari pihak ketiga yang memberi pinjaman (liabilitas) dan yang berasal dari pemilik bisnis (ekuitas).

Misalkan, ketika dilaporkan bahwa Tesla memiliki total aset sebesar 62,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dapat diartikan bahwa perusahaan milik Elon Musk itu memiliki total klaim (jumlah liabilitas dan ekuitas) yang sebesar 62,1 miliar dolar AS pula. Nyatanya betul, per 31 Desember 2021, Tesla memiliki total liabilitas sebesar 31,1 miliar dolar AS dan total ekuitas sebesar 31 miliar dolar AS.

Dengan demikian, kita bisa mengungkapkannya dengan sebuah persamaan aljabar, yaitu: Aset = Liabilitas + Ekuitas. Inilah persamaan dasar akuntansi. Persamaan ini menciptakan aturan baku di dunia akuntansi bahwa total aset harus selalu sama dengan jumlah total liabilitas dan total ekuitas.

Sebagaimana sebuah sistem persamaan linear dalam matematika, persamaan akuntansi ini bisa kita selesaikan dengan metode substitusi tatkala nilai salah satu variabelnya tidak diketahui. Misal, ketika kita ingin mencari tahu nilai ekuitas, kita bisa mensubstitusi persamaan tersebut menjadi: Ekuitas = Aset – Liabilitas. Begitupun ketika mencari nilai liabilitas, kita bisa mensubstitusinya menjadi: Liabilitas = Aset – Ekuitas.

Yang perlu dijadikan catatan kemudian adalah apa yang berlaku di matematika itu tak selamanya berlaku di akuntansi. Secara matematis, mengubah urutan variabel pada persamaan akuntansi menjadi: Aset = Ekuitas + Liabilitas memang tidak menjadi masalah mengingat suku dan operasinya masih tetap sama. Akan tetapi, tidak demikian menurut akuntansi.

Liabilitas dalam persamaan dasar akuntansi akan selalu diposisikan sebelum ekuitas dikarenakan prioritasnya dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Maksudnya, ketika sebuah perusahaan dinyatakan pailit, misalnya, klaim atas aset yang berasal dari pihak ketiga akan dibayarkan lebih dulu ketimbang klaim atas aset yang berasal dari pemilik bisnis atau pemegang saham. Inilah mengapa klaim dari pemegang saham sering disebut sebagai klaim residual.

Persamaan akuntansi ini berlaku untuk semua entitas ekonomi terlepas dari ukuran, sifat bisnis, atau bentuk organisasi bisnis. Dia berlaku untuk UMKM seperti toko kelontong di sudut gang, juga perusahaan raksasa seperti Tesla. Persamaan tersebut memberikan kerangka dasar bagi para akuntan untuk mencatat dan meringkas peristiwa-peristiwa ekonomi.

Komponen-Komponen Persamaan Akuntansi

Aset

Seperti disebutkan di atas, aset adalah sumber daya yang dimiliki sebuah bisnis. Sebuah bisnis menggunakan asetnya dalam melakukan aktivitas seperti produksi dan penjualan.

Karakteristik umum yang dimiliki oleh semua aset adalah kapasitas untuk memberikan layanan atau manfaat di masa depan. Dalam bisnis, potensi layanan atau manfaat ekonomi masa depan pada akhirnya menghasilkan arus kas masuk (penerimaan).

Anggap, ada sebuah restoran yang menyediakan berbagai hidangan berbahan dasar cireng (aci goreng) bernama Cireng Cihuy atau disingkat Resto Cici. Mereka memiliki truk pengiriman yang memberikan manfaat ekonomi dari pengiriman aneka produk cirengnya. Truk itulah aset mereka. Termasuk juga sebagai aset dari Resto Cici adalah bangunan, meja, kursi, mesin kasir, oven, peralatan makan, dan tentunya uang tunai.

Kita bisa terapkan hal-hal tersebut pada persamaan dasar akuntansi sehingga persamaannya akan nampak seperti di bawah.

Liabilitas

Liabilitas/kewajiban/utang adalah klaim atas aset yang berasal dari pihak ketiga. Sederhananya, ini adalah salah satu sumber berbentuk utang bagi sebuah bisnis dalam membiayai asetnya atau mengonsumsi suatu manfaat ekonomi.

Lazim bagi sebuah bisnis untuk meminjam uang, membeli barang dagangan secara kredit (tempo), mengakui utang kepada para pegawainya, dan memiliki utang pajak. Sebagai contoh dari kegiatan ekonomi ini:

  • Resto Cici membeli persediaan dari vendor seperti daging, keju, bakso, tepung, saos, dan lain sebagainya secara kredit. Kegiatan ini menimbulkan kewajiban bagi Resto Cici untuk membayarnya saat jatuh tempo. Kewajiban ini disebut utang usaha (accounts payable).
  • Resto Cici mengajukan pinjaman dari bank untuk membeli truk pengiriman tambahan, yang tentunya juga menimbulkan kewajiban bagi Resto Cici berupa utang bank (notes payable).
  • Resto Cici telah melalui tanggal putus (cut off date) untuk menghitung gaji para pegawainya sementara pembayarannya baru akan dilakukan di awal bulan berikutnya. Ini menimbulkan kewajiban bagi Resto Cici berupa utang gaji (salaries payable).
  • Setiap bulan, Resto Cici memotong pajak penghasilan atas gaji para pegawainya. Potongan pajak ini wajib disetor ke negara di awal bulan berikutnya. Ini menimbulkan kewajiban bagi Resto Cici berupa utang pajak penghasilan (witholding tax payable).

Pada praktiknya, utang-utang di atas akan diklasifikasikan lagi ke dalam dua kelompok utama, yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek adalah utang yang tanggal jatuh temponya tidak melebihi satu tahun atau tidak lebih panjang dari siklus operasi. Sementara utang jangka panjang adalah utang yang tanggal jatuh temponya lebih dari satu tahun atau lebih lama dari siklus operasi.

Seperti halnya aset, komponen-komponen turunan tersebut pun bisa kita tuangkan ke dalam persamaan dasar akuntansi sehingga persamaan tersebut terlihat seperti ini:

Pada dasarnya, pihak-pihak yang menjadi sumber munculnya kewajiban bagi Resto Cici di atas dapat dikatakan sebagai kreditor. Hukum memperbolehkan kreditor menggugat pailit Resto Cici apabila mereka tidak membayarkan kewajiban-kewajibannya. Hukum pun mengatur setiap kreditor berhak memperoleh pembayaran terlebih dahulu ketimbang pemegang saham dalam situasi kepailitan.

Ekuitas

Ekuitas adalah klaim atas aset yang berasal dari pemegang saham. Dalam beberapa kasus, mungkin saja terjadi kondisi dimana sebuah bisnis dibangun tanpa bantuan utang. Dalam kondisi seperti itu dan belum timbulnya berbagai kewajiban sebagaimana contoh di atas, mencari nilai klaim pemegang saham menjadi sangat mudah mengingat total aset adalah refleksi dari total ekuitas dengan nilai yang sama (aset = ekuitas).

Pada praktiknya, kondisi demikian sangatlah langka dan memiliki biaya yang sangat mahal jika ditinjau dari sudut pandang keuangan korporat. Menghindari timbulnya kewajiban-kewajiban seperti contoh sebelumnya pun dirasa hampir tidak mungkin dalam dunia akuntansi yang menganut sistem basis akrual ini. Oleh sebab itu, mencari klaim pemegang saham memerlukan metode subtitusi aljabar pada persamaan akuntansi, yaitu: Ekuitas = Aset – Liabilitas.

Tentu cara tersebut hanyalah sebuah kerangka dasar untuk menuntun kita secara sederhana. Dalam praktiknya, mencari nilai ekuitas perlu mempertimbangkan beberapa hal yang lebih detail (namun tetap tidak keluar dari kerangka dasar tadi). Beberapa hal tersebut adalah: investasi oleh pemilik bisnis atau modal pemilik, pendapatan, pengambilan oleh pemilik atau prive, dan beban.

Inilah komponen turunan dari ekuitas. Dengan demikian, persamaan dasar akuntansi pun bisa kita jabarkan lagi, menjadi:


Artikel ini merupakan bagian dari Serial Akuntansi yang dibuat secara khusus pada blog ini. | Baca juga tulisan sebelumnya [Apa itu Akuntansi dan Apa Pentingnya] dan tulisan selanjutnya [Tiga Laporan Keuangan Dasar: Sebuah Troika dalam Dunia Akuntansi]

Apa penilaian Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.