Home » Bunga Flat vs. Bunga Efektif: Trik Kreditor yang Wajib Dipahami
Ilustrasi dasbor keuangan (Investopedia.com).

Jika Anda sedang (atau berpikir akan) menggunakan fasilitas pinjaman dari sebuah institusi keuangan atau kreditor, Anda sebaiknya memahami jenis dan perhitungan bunga yang mereka gunakan. Biasanya kreditor akan menggunakan istilah tingkat bunga flat untuk menarik peminat. Namun sayangnya, tak banyak yang menyadari kalau praktiknya penuh dengan trik, bahkan intrik.

Contoh tabel angsuran sebuah bank.

Sebelum mengajukan pinjaman, biasanya nasabah akan disodorkan brosur yang berisikan tabel angsuran seperti contoh di atas. Jika dilihat sekilas, tingkat bunga yang digunakan dalam contoh itu adalah tingkat bunga flat. Akan tetapi mereka tidak secara gamblang menyebutkannya dalam brosur. Tanpa kata flat, orang awam akan menangkapnya sebagai bunga sebenarnya atau bunga efektif. Padahal bunga flat dan bunga efektif sangatlah berbeda, baik secara pengertian maupun perhitungannya.

Sebelum membahasnya lebih jauh, mari kita mulai dari diri Anda terlebih dahulu. Dengan contoh tabel angsuran di atas, apakah Anda tahu darimana angka-angka angsuran itu berasal? Atau kita ambil sampel lebih spesifik. Pada baris plafon pinjaman Rp60.000.000, tingkat bunga disebut sebesar 0,75% dan angsuran sebesar Rp5.450.000 untuk tenor 12 bulan. Apakah Anda tahu hitungannya bagaimana?

Silakan berhenti sejenak untuk menghitungnya sebelum Anda melanjutkan bacaan ini. Jika Anda bisa menjawabnya dengan tepat, Anda bukanlah orang awam. Selamat untuk itu! Namun jika tidak, jangan berkecil hati, Anda tidak sendirian! Untuk bisa menghitungnya memang diperlukan rumus matematika keuangan yang tak semua orang mempelajarinya. Terlebih perhitungan-perhitungan seperti ini berkaitan erat dengan literasi keuangan yang di negeri ini masih menjadi sebuah kemewahan.

Baiklah, angsuran Rp5.450.000 tadi didapat dari perhitungan bunga sederhana (simple interest) sebagai berikut:

Dimana: S adalah nilai akhir angsuran, P adalah pokok pinjaman awal, r adalah tingkat bunga, dan t adalah tenornya. Dalam contoh yang kita ambil, P adalah Rp60.000.000, r adalah 0,75%, dan t adalah 12 bulan. Jika Anda memasukkan operasinya dengan benar pada kalkulator, Anda pasti akan mendapati nilai S sebesar Rp5.450.000.

Artinya, ada pokok pinjaman sebesar Rp5.000.000 dan bunga Rp450.000 yang harus Anda bayarkan setiap bulannya selama 12 bulan. Itulah yang dimaksud tingkat bunga flat. Sesuai dengan pengertiannya, tingkat bunga flat adalah tingkat bunga yang dihitung berdasarkan pokok pinjaman awalnya.

Sepintas tidak ada yang salah dan sah-sah saja menggunakan perhitungan bunga seperti itu. Hanya saja mestinya kata “flat” wajib disertakan dalam keterangannya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Bagi yang mengerti, jelas sekali bahwa kosa kata “tingkat bunga flat” dengan “tingkat bunga (atau tingkat bunga efektif)” memiliki pengertian yang berbeda. Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang sebenarnya terkandung dalam sebuah pinjaman dan tingkat bunga flat bukanlah tingkat bunga yang sebenarnya. Literatur matematika keuangan mengatakan demikian.

Dalam contoh kasus kita ini, kata “flat” tidak digunakan, dan itu tidaklah tepat menurut literatur. Alasan tentang mengapa hal tersebut tidaklah tepat adalah sebuah fakta yang kreditor manapun tidak ingin ungkapkan. Bagaimanapun fakta tersebut memang semestinya diketahui oleh para nasabah atau calon debitur sebelum mereka mengajukan pinjaman.

Fakta yang dimaksud tak lain adalah tingkat bunga efektif yang ada jauh lebih tinggi nilainya daripada tingkat bunga flat yang ditawarkan. Ya, jauh lebih tinggi. Bahkan hampir dua kali lipatnya!

Tidak percaya? Mari kita buktikan!

Ada beberapa cara yang bisa kita gunakan untuk ini. Yang pertama dan yang termudah adalah dengan menggunakan kalkulator finansial. Jika Anda memilikinya, silakan Anda coba dengan memasukkan PV, N, dan PMT, yang dalam contoh kita ini adalah, secara berurut, 60.000.000, 12, dan -5.450.000 (menggunakan negasi sebagai bentuk arus kas keluar). Anda akan memperoleh nilai i sebesar 1,35% dalam sekejap.

Cara kedua yang juga sangat mudah adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Silakan Anda masukkan formula =RATE(12;-5450000;60000000) lalu tekan Enter. Hasil yang keluar pun pasti sama, yaitu 1,35%. Angka ini 1,8 kali lebih tinggi daripada tingkat bunga flat yang disodorkan yang 0,75%.

Hampir dua kali lipatnya kan? Tidak perlu heran. Hal ini terjadi karena memang bunga yang dibayarkan nilainya tetap Rp450.000 (0,75% × Rp60.000.000), sedangkan saldo pokok pinjamannya akan terus turun sebesar Rp5.000.000 (Rp60.000.000 ÷ 12) seiring dengan angsuran setiap bulannya.

Selain itu, sementara bunga yang dibayarkan tetap Rp450.000, sebetulnya saldo pinjaman selama 12 bulan jika dirata-ratakan nilainya adalah Rp32.500.000 ((Rp60.000.000 + Rp55.000.000 + Rp50.000.000 + … + Rp5.000.000) ÷ 12). Sehingga tingkat bunga efektif pun bisa kita hitung dengan cara ketiga, yaitu Rp450.000 ÷ Rp32.500.000 = 1,38%.

Sekarang jelas sudah kalau ternyata tingkat bunga efektif hampir dua kali lipatnya tingkat bunga flat. Menariknya, Ini sudah menjadi semacam rule of thumb di kalangan praktisi keuangan. Artinya, dimanapun, tingkat bunga efektif sudah dipastikan akan selalu lebih tinggi dua kali lipat dari tingkat bunga flat, tidak hanya di contoh kasus kita ini.

Ini sudah tentu penting untuk kita pahami, khususnya bagi Anda yang sedang atau akan berurusan dengan pinjaman tunai dari kreditor. Tanpa mengetahui berapa tingkat bunga efektifnya, Anda hanya akan termakan oleh trik mereka tanpa tahu berapa sebenarnya tingkat bunga yang Anda bayarkan. Kondisi ini tentu saja dapat mengganggu kinerja anggaran keuangan personal bagi yang menerapkannya.

Jika ditanya masih berminat atau tidak, kalau saya sih tidak dan itu juga yang saya sarankan untuk Anda. Bagaimanapun, pilihannya tetap di tangan Anda. Yang penting sekarang Anda sudah paham, kan?

Apa penilaian Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.