
Judul di atas merupakan pertanyaan yang sangat serius, yang saya tujukan untuk Anda yang masih belum memiliki catatan keuangan pribadi. Jika kesuksesan finansial menjadi tujuan yang ingin dicapai oleh mereka yang telah memilikinya, lantas apa yang membuat Anda masih belum mencatat keuangan pribadi Anda?
Namun, apakah memiliki catatan keuangan pribadi bisa menjamin kita untuk sukses finansial? Mungkin itu yang menjadi perhatian Anda. Anda mungkin sudah merasa cukup hanya dengan memastikan bahwa saldo bank Anda masih tersisa di setiap akhir bulan/periodenya, kan?
Mengatakan bahwa kesuksesan finansial tidak mungkin dicapai tanpa catatan keuangan memang akan sedikit berlebihan karena mungkin ada beberapa kasus di mana orang mencapai kesuksesan finansial tanpa secara eksplisit mencatat keuangan mereka. Namun, tetap saja kans Anda untuk sukses finansial menjadi lebih besar dengan mencatat keuangan pribadi Anda.
Definisi sukses finansial mungkin saja berbeda-beda dan itu sama sekali tidak masalah. Tidak ada ukuran baku tentang sukses finansial, sejauh yang saya tahu. Selama Anda memiliki tujuan finansial, apa pun itu–kecil ataupun besar, dan Anda berhasil meraihnya, maka Anda dapat dikatakan sukses finansial.
Catatan keuangan meningkatkan kemungkinan Anda meraih kesuksesan finansial karena hal tersebut memberikan struktur, kejelasan, dan sarana untuk memantau kemajuan menuju tujuan finansial Anda. Jadi, meskipun bukan tidak mungkin, kesuksesan finansial jelas lebih sulit dicapai tanpa catatan keuangan pribadi.
Terlalu naif, saya kira, jika kita merasa sudah berhasil hanya karena kita masih memiliki saldo uang di akhir bulan. Benar, memang, jika sisa uang kita itu menunjukkan bahwa kita telah mengalami surplus di bulan tersebut. Akan tetapi, apakah kondisi itu telah mencerminkan kondisi terbaik yang bisa kita raih? Jelas bahwa pertanyaan ini bisa kita jawab hanya jika kita memiliki catatan keuangan pribadi.
Sekarang coba Anda bayangkan bagaimana cara Anda tahu apa yang menjadi pengeluaran terbesar Anda selama periode tertentu jika Anda tidak memiliki catatan keuangan? Bagaimana Anda menentukan pos mana yang harus Anda tekan untuk penghematan jika tanpa catatan keuangan?
Jawabannya jelas: tidak bisa. Sebagus apapun ingatan Anda, data keuangan yang Anda miliki tidaklah andal dan hasilnya tidak akan akurat jika tanpa catatan keuangan. Jadi, catatan keuangan pribadi adalah hal yang tidak boleh terlewatkan bagi siapapun yang ingin mengawal pencapaian tujuan finansial mereka.
Bahkan dalam Al-Quran, umat Islam diperintahkan untuk mencatat keuangannya (Q.S. 1:282). Ini menunjukkan betapa mendasarnya pencatatan keuangan itu untuk keseharian kita (tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada para pembaca dari agama lain).
Mencatat keuangan pribadi bukanlah hal yang rumit. Yang Anda butuhkan hanyalah gairah (passion) dalam menjalaninya. Gairah ini akan muncul jika dibarengi dengan tujuan yang jelas. Jadi, Anda perlu menentukan dulu tujuan finansial Anda. Setelah itu, Anda hanya perlu mencari tahu dari mana Anda bisa memulainya.
Untuk lebih memudahkan, Anda bisa memanfaatkan berbagai aplikasi pencatatan keuangan di ponsel pintar Anda. Dengan begitu, Anda bisa mencatat keuangan pribadi Anda dengan praktis. Lakukan ini dengan disiplin, jadikan sebagai kebiasaan, maka Anda akan merasakan manfaatnya di kemudian hari.
Sepengalaman saya, kepuasan dari mencatat keuangan pribadi baru akan terasa ketika transaksi kita sudah banyak yang tercatat dan berjalan beberapa bulan. Sehingga, kita bisa mengilas balik dan mengevaluasi keuangan kita secara komprehensif dengan visual grafik yang menarik.
Jika saat ini Anda merasa belum bisa melakukannya (mungkin karena Anda sedang tidak memiliki banyak waktu atau bisa jadi Anda belum siap menghadapi kenyataan keuangan Anda), tidak apa-apa. Paling tidak, dari sini Anda sudah tahu seperti apa manfaat memiliki catatan keuangan itu.
Ketika masa itu tiba, entah itu Anda tiba-tiba ingin mengingat sebuah transaksi namun benar-benar lupa atau Anda penasaran bagaimana kenaikan harga minyak dunia mempengaruhi frekuensi pembelian BBM kendaraan Anda, itu artinya Anda harus segera memulai mencatat keuangan Anda.
Yang terpenting yang perlu Anda tahu, mencatat keuangan pribadi bisa menjadi kebiasaan baik yang menuntun Anda pada literasi keuangan, yang nantinya bisa Anda turunkan kepada anak-cucu Anda kelak. Aktivitas ini juga bisa Anda jadikan ajang memacu/menantang diri Anda sendiri dalam meraih sasaran keuangan Anda.
Bayangkan bagaimana puasnya Anda nanti ketika Anda berhasil membawakan literasi keuangan kepada keluarga Anda. Bayangkan pula bagaimana puasnya Anda nanti ketika Anda berhasil lulus dari ujian yang Anda tetapkan sendiri untuk mencapai berbagai tujuan finansial.
Jadi, berhenti menerka-nerka. Mulailah mencatat dan mengevaluasi kondisi keuangan Anda dengan gambaran yang jelas dan akurat. Ingat, manfaat keuangan yang nanti Anda raih mungkin saja tidak berhenti hanya sampai di diri Anda, tapi juga orang-orang terdekat Anda.